Tentunya tidak dibutuhkan jawaban khusus, mari kita renungi kembali pekerjaan yang kita lakukan selama ini selaku aparatur sipil negara. Hampir setiap tahun kinerja birokrasi selalu dituntut dengan kehadiran inovasi dalam memberikan layanan public baik ditingkat pusat maupun daerah. Sehingga banyak inovasi yang dihasilkan oleh masing masing instansi untuk diikutkan pada ajang lomba inovasi tingkat nasional. Sekilas menggambarkan betapa kayanya intelektual yang dimiliki oleh birokrasi kita, tapi tanpa disadari inovasi terkadang diciptakan hanya sebagai gaya gayaan atau kata kerennya sebagai bentuk pencitraan, tetapi tidak sampai menyelesaikan permasalahan yang ada, utamanya yang berkaitan dengan inovasi melalui software/aplikasi. Ada rumor, banyak aplikasi masyarakat pengguna layanan semakin bingung dan banyak aplikasi butuh tenaga admin yang banyak tidak sebanding dengan jumlah aparatur yang ada, mungkin yang perlu diciptakan simplifikasi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi yang lainnya.
Belum lagi jika kita mengumpulkan inovasi atau proyek perubahan yang diwajibkan bagi ASN dalam mengikuti Diklat Dasar maupun Diklat penjenjangan / Diklat Kepemimpinan bagi pejabat structural.. dari sini kita bisa mengambil kesimpulan dengan banyaknya inovasi yang dihasilkan ASN akan mengeliminir permasalah pemerintah dalam memberikan layana public baik disektor barang dan jasa maupun layanan administrasi.
Pertanyaanya, kenapa inovasi tidak bisa berkembang disuatu organisasi..
Ada beberapa factor yang menjadi issu penghambat berkembangnya inovasi di kalangan birokrasi, diantaranya :
Ini bisa saja terjadi akibat kebebasan berfikir yang terbelenggu sebagai refleksi dari pola kerja terstruktur, dimana semua menunggu perintah dari atasan. Disini organisasi perlu rileks dan tidak kaku serta mau menerima / menampung masukan, jika perlu menyediakan wadah untuk menampung ide kreatif dari ASN dan dikelola secara profefsional dan berkelanjutan.
Terkadang naluri berfikir manusia yang selalu mempertahankan kebiasaan kebiasaan yang selama ini dianggap rasional dan telah terbangun sejak lama pada unit kerjanya sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan lingkungan luar ataupun mengakui hasil pekerjaan orang lain. Disini diperlukan peran pimpinan organisasi untuk melakukan perubahan mindset dari pola kerja kompetitif menjadi kolaborasi atau membentuk Tim work didalam organisasinya.
Organisasi dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Jika aparatur selaku pelaksana kegiatan sudah memahami tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, tentunya akan focus terhadap pekerjaan yang akan dilakukan serta mampu menyusun konsep inovasi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.
Dalam membangun suatu inovasi tentunya kita mulai dari masalah yang dirasakan oleh pengguna layanan terhadap pelaksanaan pelayanan public. Sekecil apapun masalah yang ada, dapat terselesaikan dengan cepat, dan tentunya kepekaan dari aparatur sangatlah diperlukan untuk merespon dari setiap keluhan yang dirasakan pengguna layanan sehingga inovasi yang dilakukan akan mampu menjawab solusi dari permasalahan yang ada.
Walaupun tidak semua inovasi membutuhkan anggaran khusus, namun peran anggaran sangantlah diperlukan untuk memotivasi kerja tim work dalam rangka pemberian reward dari kinerja aparatur terhadap inovasi yang telah memberikan manfaat lebih bagi masyarakt pengguna layanan. Dukungan anggaran juga diperlukan sebagai menunjang biaya operasional / maintenance terhadap keberlangsungan inovasi yang telah dibuat sehingga bisa eksis sepanjang masa.
Penerapan Teknologi memainkan peran yang sangat besar dalam sebuah inovasi, banyak kemudahan yang didapatkan dari penerapan teknologi secara online, tidak ada lagi batasan ruang dan waktu, kapan dan dimana saja pengguna layana dapat memanfaatkan teknologi tersebut. Namun seringkali teknologi lebih diprioritaskan daripada tujuan awalnya untuk memberikan solusi dari masalah dalam penyelenggaraan layanan public. Utamanya bagi pengguna layanan yang tidak paham dengan teknologi tentunya ada solusi yang diberikan selain penggunaan IT, misalnya pendampingan layanan secara door to door, one day one person one service, layanan mobile diluar jam kantor dan banyak lagi inovasi yang bisa dilakukan diluar penggunan teknologi.
Dengan menghindari 6 faktor penghambat sebagai penyebab gagalnya inovasi berkembang pada birokrasi pemerntah di daerah dapat membantu kelancaran pelaksanan tugas dan tanggung jawab organisasi dalam melaksanakan fungsi pelayanan bagi masyarakat yang heterogen…(mslompi/kolaka,19/9/22)
© DPMPTSP Kab. Kolaka. All Rights Reserved.